Melestarikan Alam Indonesia Bagian III
KEKAYAAN HAYATI LAUT INDONESIA BERADA
DI PUSAT
SEGITIGA TERUMBU KARANG DUNIA
Aprizon Putra, S.Pd, M.Si
Pada tahun 1999, dalam bukunya Megadiversity:
Earth`s Biologically Wealthiest Nations, Mittermeier dan kawan-kawan
menyebutkan bahwa Negara –negara yang kaya akan keanekaragaman hayati di
dunia tersebut dengan istilah Negara Megadiversitas. Beberapa Negara di
dunia yang termasuk kelompok Negara Megadiversitas utama yaitu : Brazil,
Indonesia, Kolombia, Zaire, Mexico, Madagaskar, Australia dan China.
Umumnya Negara-negara di Megadiversitas tersebut berada di
daerah tropis. Di wilayah hutan hujan tropis, tingkat keanekaragaman yang
tinggi sangat dipengaruhi oleh banyaknya hewan dari kelas tunggal, seperti
serangga, yang hidup di daerah itu. Pada laut tropis, keanekaragaman ini
tersebar pada kelas-kelas dan filum yang jangkauannya lebih luas, terutama dari
habitat yang dihuni oleh terumbu karang dan spesies-spesies lautan dalam.
Beberapa faktor penting dalam menentukan pola kekayaan spesies
adalah factor biogeografi, iklim m arus dan sejarah geologi. Wilayah yang
secara geologi lebih tua akan memiliki lebih banyak keanekaragaman dari pada
wilayah yang lebih muda. Salah satu contohnya, tingkat kekayaan spesies terumbu
karang di Samudera Indonesia dan Pasifik Barat beberapa lebih tinggi dari pada
Atlantik, yang secara geologi lebih muda. Penjelasannya, wilayah yang lebih tua
memiliki lebih banyak waktu menerima spesies yang tersebar dari bagian lain
dunia dan lebih banyak waktu bagi spesies yang ada untuk menjalani radiasi
adaptif terhadap kondisi lokal.
Pusat
Kekayaan Ikan dan Terumbu Karang
Koloni terumbu karang terdiri dari
hewan karang kecil yang membentuk ekosistem terumbu karang yang jumlah spesies
setara dengan hutan tropis. Terumbu karang terbesar adalah Great Barrier
Reef di pantai Timur Australia, yang memiliki luasan 349.000 km2.
Terumbu karang ini memiliki lebih dari 300 spesies karang, 1.500 spesies ikan,
4.000 moluska, 5 jenis penyu, dan merupakan tempat berkembangbiak bagi 252
jenis burung. Di tempat itu juga terdapat 8% dari spesies ikan di dunia,
walaupun luasnya hanya 0,1 % dari total luas permukaan lautan.
Sejak tahun 80-an lembaga yang mencatat dan memonitoring kekayaan
hayati di antaranya yaitu World
Monitoring and Conservation Centre (WCMC), yang disponsori oleh United Nation Environment Program
(UNEP), salah satu lembaga di bawah PBB. Lembaga ini telah mencatat jumlah
jenis biota di seluruh dunia. Bahkan, bukan sekedar dalam lingkup Negara tetapi
juga hingga lingkup distibusi persebarannya di setiap kepulauan. Tim Wener, seorang ahli Biologi laut
dari Conservation International (GI),
dalam makalah utamanya pada tahun 1999, mengemukakan bahwa spesies terkaya
terumbu karang terdapat di segitiga kepulauan di Pasifik Barat. Segitiga itu
meliputi beberapa wilayah negera, yaitu Indonesia, Filipina, dan Malaysia.
Hasil analisisnya menggambarkan bahwa warna gelap tua mewakili
konsentrasi terumbu karang, yang jumlah jenisnya antara 500 sampai 570 jenis
lebih. Warna gelap muda mewakili gambaran di mana kawasan tersebut mempunyai
kekayaan terumbu karang antara 450 dan kurang dari 500 jenis. Selebihnya, yang
berwarna terang mewakili kekayaan terumbu karang antara 250 dan di bawah 450
jenis. Dari hasil analisis itu tampak bahwa konsentrasi terbesar terdapat di
kawasan Indonesia, mulai dari Sumatera hingga Papua.
Dr. Gerald Allen, seorang pakar ikan dari suatu makalah berjudul “The
Coral Reef Fishes of Indonesia”. Di dalam makalah yang dimuat dalam
Zoological Studies volume 42 tahun 2003 itu, jelas sekali disebutkan
bahwa ikan karang Indonesia sangat kaya akan jenis, bahkan di kawasan coral
triangle atau Indo West Pacific terdapat 39% dari jumlah ikan karang dunia
atau setara dengan 2.057 spesies. Paling tidak ada beberapa pusat endeminitas
di wilayah ini yaitu di Nusa Tenggara, Sulawesi bagian Timur laut, dan Papua.
Di daerah ini, jumlah jenis yang endemik atau tidak ditemukan di Negara lain
mencapai 76 jenis.
Delegasi Indonesia yang di pimpin
langsung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia , Prof. Dr. Rokhmin
Dahuri. Dalam seminar “Defying Ocean`s End” di gelar di Los Cabos
Mexico, pada 29 Mei-3 Juni 2003. Mengemukakan makalah dengan judul “Indonesia
Marine Conservation Approaches: Protecting our futures by protecting our
coasts, communities and resources”. Dari seminar tersebut, setidaknya
terdapat lima kawasan laut yang menjadi prioritas dunia. Dalam seminar tersebut
para ahli tampaknya juga ingin sekali agar kawasan tersebut menjadi prioritas
untuk dieksplorasi lebih lanjut.
Sumber: Supriatna, J. 1999. Review on Indonesia
Biodiversity Conservation: Problems, Strategy and it`s Future Outlook. Paper
presented at the Seminar on Biodiversity Conservation in the Asia Pacific
Region. East
West Center, Honolulu, Hawai, 15-17 September.
Komentar